ANALISIS PENGARUH PEMASARAN DIGITAL (DIGITAL MARKETING) TERHADAP BRAND AWARENESS PADA E-COMMERCE


ANALISIS PENGARUH PEMASARAN DIGITAL (DIGITAL MARKETING) TERHADAP BRAND AWARENESS PADA E-COMMERCE

Rudi Yacub1 , Wahyu Mustajab2 rudiyacub112@gmail.com Received: 27 April 2020, Accept Submission: 17 June 2020, Revision: 30 June 2020, Available Online: 11 July 2020, Published: July 2020

ABSTRACT

This study aims to determine whether there is an effect of digital marketing (digital marketing on brand awareness), while the independent variables are Twitter (X1), Instagram (X2) and Facebook (X3) and the dependent variable is brand Awarness (Y). using multiple linear analysis techniques.For data collection researchers used an online questionnaire via Google form.The results of the data processed showed that digital marketing variables using Instagram and Facebook had a significant influence on brand awareness, namely with a tcount of 19,580 and significance of 0,000 so that H1 was insulted (X2 ). Keywords: digital marketing, brand awarness, e-commerce

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh pemasaran digital (digital marketing terhadap brand awarness, adapun variabel nya independen nya yaitu , Twitter (X1), Instagram (X2) dan Facebook (X3) dan variabel dependen nya brand Awarness (Y). Penelitian ini menggunakan teknik analisis linear berganda. Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan kuesioner secara online melalui google form. Hasil data yang diolah menunjukkan variabel digital marketing menggunakan instagram dan facebook memiliki pengaruh signifikan terhadap brand awarness, yaitu dengan nilai thitung 19.580 dan signifikasi 0.000 sehingga H1 diterina (X2). Kata Kunci: Pemasaran digital,Kesadaran merek, e-commerce

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi begitu cepat, membuat pertumbuhan bisnis e-commerce di Indonesia meningkat, lembaga riset asal Inggris Merchant Machine, merisil daftar sepuluh negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia. Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan 78% pada 2018, pengguna internet di indoensia lebih dari 100 juta pengguna, menjadi salah satu kekuatan yang mendorong pertumbuhan e-commerce (Hari Widowati, 2019). Semakin tinggi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, memiliki dampak berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial dan budaya, serta dampak perubahan gaya hidup dan pola konsumsi.

Masa kini, masyarakat memanfaatkan teknologi inforamasi dan komunikasi untuk bertransaksi, melakukan penjualan, pembelian melalui e-commerce, fenomena e-commerce memiliki berbagai pilihan dalam berbelanja bagi masyarakat tanpa perlu ke tempat penjual. Peningkatan e-commerce di indonesia membuat pemerintah memberikan perhatian khusus e-commerce, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi XIV mengenai e-commerce. Hal ini mendukung visi pemerintah untuk mejadikan Indonesia negara dengan kapasitas digital ekonomi (E-Commerce) terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Pemerintah harus memetakan jalan e-commerce agar mendorong terciptanya kreasi, Inovasi, dan Invensi kegiatan ekonomi baru, pada anak muda di era modern. Pada tahun 2017 diterbitkan Perpres No. 74 Tahun 2017 terkait Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik atau SPNBE. 


Petumbuhan pengguna internet, dari tahun 2018 sebesar 64,8% meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 54,68%, dan dilihat tahun 2016 sebesar 50,5% dan tahun 2015 sebesar 42,6% dapat dilihat pertumbuhan pengguna internet di indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Meningkat nya pengguna internet, masyarakat menggunakan internet untuk sosial media, dimana total pengguna sosial media sering digunakan untuk transaksi pembelian melaui media sosial. Pesatnya perkembangan teknologi, dunia digital dan internet berimbas pada dunia pemasaran, pemasaran di dunia begeser dari yang konvensional (Offline) menjadi digital (Online). Prospek digital marketing memungkinkan para calon pelanggan untuk memperoleh segala informasi tentang produk dan bertransaksi melalui internet (Dedi Purwana ES, dkk, 2017). data wearesocial.com, dari total populasi di indonesia 56% diantaranya sekitar 150 juta jiwa menggunakan internet mengakses media sosial. Hal tersebut menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia telah menggunakan media sosial. media digital yang sering digunakan dalam digital marketing, data sebuah agensi digital marketing di Amerika (wearesosial.com), menyebutkan secara berurutan yaitu, youtube, facebook, instagram, twitter, whatsapp dan google adalah media sosial paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia per januari 2019.


Data diatas mengurutkan media sosial yang sering digunakan di Indonesia yaitu Youtube sebesar 88%, Whatsapp sebesar 83%, Facebook sebesar 81%, Instagram 80%, persentase ini memiliki peluang dijadikan sebagai media dalam memasarkan produk. Media sosial merupakan elemen dari strategi penjualan, pelayanan, komunikasi, dan pemasaran yang lebih lengkap serta merefleksikan menyesuaikan diri (Solis, 2010). Yotube merupakan media sosial platfrom berbasis video sharing, facebook dan whatsapp merupakan sosial networking platform dan instagram merupakan photo sharing platform (Hillary et al,2017). Menurut We are Social agensi digital marketing di Amerika, menjelaskan tehitung sejak Januari 2019, sebanyak 93% pengguna internet di Indonesia melakukan pencarian barang melalui online, sebesar 90% pengguna berkunjung ke toko online, 37% pengguna melalukan trasaksi online via Desktop komputer atau laptop, dan 76% pengguna melalukan transaksi online melalui mobile seperti Smarthphone (Simon Kemp,2019) Media sosial menjadi peluang pelaku bisnis online karena adanya perubahan aktivitas berbelanja dimasyarakat, dulu masyarakat berbelanja secara offline, berkembangnya teknologi masyarakat mulai beralih untuk belanja secara online, dinilai lebih efektif, fleksibel, harga bersaing. perubahan gaya hidup, para pelaku bisnispun memiliki strategi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat indonesia. Perubahan gaya hidup terlihat dari banyaknya visitor pada situs e-commerce yang dilansir dari situs i-price.co.id menunjukkan top 10 e-commerce yang paling sering dikunjungi, data 10 situs e-commerce teratas di indonesia berdasarkan jumlah visitor per bulannya.

Dari gambar diatas diketahui platform Shoppe merupakan e-commerce yang paling sering dikunjungi, ada platform Tokopedia, setelah itu disusul platform Bukalapak, Lazada, Blibli, JD.ID. peneliti mengambil 5 platform e-commerce teratas, dimana ecommerce teratas tersebut menghasilkan total persentase sebesar 88,30% yang mengambarkan sebagian besar jumlah visitor di Indonesia. Dari top 5 situs e-commerce tersebut dilihat apakah terdapat pengaruh digital marketing yang dilakukan terahadap kesadaran merek pada pengguna media sosial. Bertahan dalam sebuah persaingan bisnis, perusahaan harus memilik keunggulan agar menarik keputusan pembelsian konsumen. Mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif dan memilih satu diantaranya sehingga keputusan pembelian dapat diartikan sebagai penetapan pilihan konsumen terhadap dua atau lebih alternatif pilihan untuk memenuhi kebutuhanya. Gaya hidup di masyarakat beralih dari belanja secara offline menjadi secara online, sehingga melahirkan karakteristik konsumen yang akan membentuk masyarakat digital atau digital society. Berkembang pesatnya teknologi digital yang didukung internet, membuat teknologi pada bidang pemasaran ikut berkembang (Nabila R, 2019). Pergeseran dunia marketing dari dunia nyata ke dunia maya, membuat cepatmya perkembangan dunia teknologi digital. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk mengkaji terkait tentang ”ANALISIS PENGARUH PEMASARAN DIGITAL (DIGITAL MARKETING)TERHADAP BRAND AWARENESS PADA ECOMMERCE” 

KAJIAN PUSTAKA

Digital mengubah cara manusia berbicara, berkomunikasi, bertindak, dan mengambil keputusan, Digital marketing didefinisikan, kegiatan marketing termasuk branding menggunakan media berbasis online (Aditya Wardhana,2015). Menurut Dave Chaffey (Fitria Rachmawati,2018) digital marketing merupakan pemasaran digital, memiliki arti sama dengan pemasaran elektronik (e-marketing). digital marketing adalah penerapan teknologi digital yang membentuk saluran online (Chanel Online) ke pasar (Website, E-mail, database, digital TV dan berbagai inovasi terbaru. Termasuk blog, feed podcast dan jejaring sosial) bertujuan memberikan kontribusi kegiatan pemasaran, untuk mendapat keuntungan membangun dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Pemasaran sesuatu yang penting dalam usaha atau bisnis, pemasaran berperan besar menginformasikan dan menyampaikan barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan kepada konsumen. Pemasaran merupakan proses yang melibatkan berbagai macam kegiatan, memungkinkan perusahaan dan individu mendapatkan yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain (Boyd,dkk 2004). menurut (Downey, 2002) pemasaran diartikan sebagai telaah aliran produk secara fisik serta ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara hingga sampai ke tangan konsumen. Sofyan assauri (2004) berpendapat pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui pertukaran. Sekarang pemasaran tidak lagi secara konvensional, dimana adanya pertemuan antara penjual dan pembeli secara langsung, tetapi dengan kemajuan teknologi, memudahkan kita melakukan pemasaran dan pembelian barang atau jasa. Keterkaitan digital marketing dan sosial media sangat penting pada masa sekarang, dikarenakan dengan sekali klik kita bisa membeli barang, atau memasarkan barang. Digital marketing merupakan program di internet yang terkait dengan teknologi digital, yang didalam nya berhubungan dnegan komunikasi untuk mencapai tujuan pemasaran. Semakin memperdalam literasi terhadap teknologi informasi, memudahkan kita mendapatkan barang atau jasa secara mudah. Media Soaial a. Pengertian Media sosial Michael Cross (2013) sebuah istilah menggambarkan macam-macam teknologi yang digunakan mengikat orang-orang kedalam kolaborasi, saling bertukar informasi, berinteraksi melalui pesan berbasis internet dan web. Joyce Kasman Valanza (2014) mengatakan media sosial merupakan platform internet memungkinkan individu untuk berbagi secara segera dan berkomunikasi secara terus menerus dengan komunitasnya. Media sosial merupakan media online, mudahnya para pengguna berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi, meliputi blog, jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan masyarakat. Perkemebangan teknologi internet dan mobile phone tidak tebendung, dengan adanya inovasi terbaru, media sosial ikut berkembang pesat, mengakses media sosial bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan mobile phone. Dengan cepat orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadi fenomena besar terhadap dunia informasi,tidak hanya dinegara negara maju, di negera berkembang terutama di Indonesia. Pesatnya perkembangan media sosial membuat media massa konvensional mengalami pergeseran dan harus mengikuti perkembangan zaman seperti saat ini.

b. Fungsi Media Sosial Media sosial memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : a. Media sosial merupakan media didesain memperluas interaksi sosial manusia menggunakan kemajuan teknologi internet. b. Media sosial mentransformasi komunikasi searah, media siaran dari satu institusi media ke banyak audience (“One to Many) menjadi komunikasi dialogis antar banyak audience (Many to Many). c. Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi serta mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri. Philp Kotler dan Kevin Keller (2012) mengatakan media sosial sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu sama lain. Sedangkan Mark Hopkins (2008) berpendapat media sosial tidak hanya mencakup berbagai platform media baru menyiratkan dimasukkannya sistem seperti Facebook, dan lain-lain, umumnya dianggap sebagai jejaring sosial. Menurut Puntoadi (2011) penggunaan media sosial memiliki fungsi antara lain : a. Membangun personal branding melalui media sosial merupakan tidak mengenal trik atau poularitas semu, karena audience menentukan berbagai media sosial menjadi media yang melakukan komunikasi, berdiskusi, dan memberikan suatu popularitas di media sosial. b. Suatu kesempatan fungsi interaksi lebih dekat dengan konsumen. Media sosial menawarkan content komunikasi yang lebih individual. Melalui media sosial berbagai kalangan pemasar bisa mengetahui kebiasaan dari konsumen mereka melakukan interaksi secara personal dan juga membangun ketertarikan yang lebih dalam. c. Brand Awareness Aaker dalam Rangkuti (2002) kesadaran merek (Brand Awareness) adalah kesanggupan seorang pembeli mengenali atau mengingat kembali bahwa merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu, Kartajaya (2010) berpendapat kesadaran merek (Brand Awarness) kemampuan pelanggan potensial menggali atau mengingat merek itu kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk. Kartajaya (2010) membagi kesadaran merek menjadi : 1. Unware of brand, 2. Brand Recognition 3. Brand recall 4. Top of mind awarness Indikator kesadaran merek Keller dalam (Soehadi, 2005) mengevaluasi seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah merek, terdapat empat indikator antaranya : 1. Recall, seberapa jauh konsumen dapat mengingat merek 2. Recongnition, seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek 3. Purchase, seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek kedalam alternatif pilihan 4. Consumption, seberapa jauh konsumen akan mengingat suatu merek .

Faktor kesadaran merek Brand awarness menunjukkan keberadaan, komitmen inti sangat penting bagi suatu perusahaan. Jika kesadaran merek tinggi, kehadiran merek itu dapat kita rasakan, sebuah merek dengan brand awarness tinggi biasanya disebabkan beberapa faktor: 1. Diiklankan secara luas kepada masyarakat 2. Eksistensi sudah teruji oleh waktu, keberadaan merek telah berlangsung lama, menunjukkan bahwa merek tersebut memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen 3. Jangkauan distribusi luas, sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk tersebut.

Pengeritan E- Commerce E-commerce sebagai aktivitas penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pengolalaan digital dalam transaksi bisnis menciptakan, mengubah dan mendefinisikan kembali hubungan antara penjual dan pembeli. Laudon &Laudon (1998) mengatakan e-commerce proses membeli dan menjual produk secara elektronik oleh konsumen dari perusahanan ke perusahaan dengan computer / mobile phone sebagai perantara transaksi bisnis. menurut David Baum (1999) ecommerce satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi dilakukan secara elektronik. Perdagangan elektronik disebut e-commerce, penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk proses bisnis, pandangan populer dari e-commerce adalah penggunaan internet dan komputer dengan browser web untuk membeli dan mejual produk Mcleod Pearson (2008). menurut Jony wong (2010), mengatakan e-commerce adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik, seperti jaringan komputer dan internet.

Hipotesis Menurut Sugiono (2013) Hipotesis adalah jawaban sementara yang diberikan terhadap perumusan masalah penelitian. Perumusan masalah penelitian biasanya menggunakan kalimat pernyataan. Dikatakan jawaban sementara, karena belum didasarkan fakta-fakta empiris diperoleh melalui pengumpulan data masih sebatas jawabaan teoritis. Hipotesis secara parsial 1. H1 : Digital maketing berpengaruh signifikan tehadap brand awarness pada e-commerce 2. H2 : Twitter berpengaruh signifikan terhadap brand awarness pada e-commerce 3. H3: Instagram berpengaruh signifikan terhadap brand awarness pada e-commerce 4. H4: facebook berpengaruh signifikan terhadap bran awarness pada e-commerce Hipotesis secara sistematis Ha: Digital mareketing berpengaruh signifikan terhadap brand awerness pada ecommerce secara simultan.

METODE PENELITIAN

Sugiyono (2014) tentang tenknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, teknik sampling dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Teknik yang dilakukan teknik sampling yang digunakan dengan non-probability sampling, menurut sugiyono (2014) adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampel penelitian menurut sugiyono (2014) mengatakan, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristisk yang dimiliki oleh populasi tersebut.  

sampel yang digunakan sebanyak 500 responden pengguna media sosial. Skala penelitian menggunaan likert untuk mengukur variabel independen dan dependen dengan menggunakan lima pilihan jawaban yaitu, sangat tidak setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (RR), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Metode analisis digunakan adalah model regresi linier berganda, sugiyono (2014) berpendapat, analisis regresi linier berganda meramalkan keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisis regrensi berganda dilakukan apabila jumlah variabel independen minimal 2”. 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 


Berdasarkan jenis kelamin didominasi perempuan sebesar 61,82% dengan usia yang mendominasi yaitu 20-25 tahun, mayoritas pendidikan terakhir SMA/SMK/Sederajat. Sedangkan berdasarkan penghasilan persentase paling tinggi adalah belum mempunyai penghasilan. Hal ini karena pekerjaan yang mendominasi adalah mahasiswa/mahasiswi dimana sebagian besar mahasiswa/i belum memliki penghasilan .

Hasil analisis deskriptif dari digital marketing dan brand awarness pada pengguna media sosial, bedasarkan tangapan responden, nilai tertinggi dari responden terhadap dimensi variabel digital marketing adalah instagram sebesar 85,65%, dan nilai terendah twitter sebesar 54,5%, untuk tanggapan responden mengenai brand awerness sebesar 79,4%.  


Berdasarkan hasil uji T, dilihat bahwa Twitter (X1), Instagram (X2) dan Facebook (X3) memiliki thitung lebih besar dari ttabel (1,988) dan nilai sig.α = 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Diartikan Instagram dan Facebook memiliki pengaruh positif terhadap Brand Awarness secara parsial, sedangkan Twitter memiliki thitung lebih kecil dari ttabel, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, dari perhitungan ini, twitter tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Brand Awarness. Analisis Regresi linear berganda Persamaan linear adalah sebagai berikut : Y=4.781 + 0.178X1 + 1.244X2 + 0.450X3 + e Koefisien persamaan menunjukkan dimensi twitter, Instagram dan facebook memiliki pengaruh terhadap brand awarness pada pengguna media sosial. Dimensi yang memiliki pengaruh paling tinggi dari seluruh dimensi digital marketing adalah instagram.


Dilihat dari tabel diatas nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0.745 yang artinya Brand awarness dipengaruhi sebesar 74,5% oleh variabel digital marketing, dengan hasil itu, brand awarness sangat dipengaruhi oleh digital marketing, dan penttingnya digital marketing terhadap pemasaran suatu produk.

KESIMPULAN DAN SARAN

Variabel X yang terdiri dari variabel Twitter, Instagram, dan Facebook, hanya Instagram dan Facebook yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel brand awarness (Y). Digital marketing berperan penting terhadap brand awarness. Variabel Instagram X2 memiliki pengaruh signifikan terhadap brand awarness yang paling tinggi dari ketiga variabel antara Twitter dan Facebook, dengan nilai thitung 19.580 dan signifikasi 0.000 sehingga H1 diterina. Variabel Facbook X3 memiliki pengaruh signifikan terhadap brand awarness dengan nilai thitung sebesar 9.230 dan signifikasi 0.000 sehingga H1 diterima. Platfom instagram menjadi digital marketing yang baik dari platform yang lainya. 

DAFTAR PUSTAKA

Agus W., Soehadi. (2005). Effective Branding. Bandung: PT. Mizan Pustaka Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press. Baum, David, (1999). E-Commerce. New Jersey : oracle corp. Michael Cross, (2013) . Leveraging Social Networking While Mitigating Risk: 1st Edition, Syngress. Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2017 Tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-commerce) Puntoadi, Danis. (2011). Menciptakan Penjualan Melalui Social Media.Jakarta (ID) : PT Elex Komputindo. Purwana, Dedi. (2017).Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Keluarahan Malaka Sari, Duren Sawit. Kotler, Phillip dan Kevin L. Keller. (2016). Marketing Management. (15e ed). USA: Pearson Education Limited
Kotler, P. (2010). Marketing Management Analysis, Planning, Implementation, and Control, 12th Ed. Englewood Cliff, NJ. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Widowati, Hari, (2019). Indonesia Jadi Negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia. Http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/25/indonesia-jadinegara-dengan-pertumbuhan-e-commerce-tercepat-di-dunia. Rangkuti, Freddy (2002). Measuring Customer Satisfaction, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit CV alfabeta, Bandung. Wardhana, A. (2015). Strategi Digital Marketing dan Implikasinya pada Keunggulan Bersaing UKM di Indonesia. Wong, Jony, (2010). Internet Marketing for Beginners, Elex Media Komputindo, Jakarta. McLeod Pearson.(2008). Sistem Informasi Manajemen. Salemba. Jakarta. Laudon, J., dan Laudon, K. C. (1998). Essential of Management Information System. New Jersey: Prentice Hall.
0 Komentar untuk "ANALISIS PENGARUH PEMASARAN DIGITAL (DIGITAL MARKETING) TERHADAP BRAND AWARENESS PADA E-COMMERCE"

Back To Top