PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN PEMASARAN DIGITAL TERHADAP NIAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING


PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN PEMASARAN DIGITAL TERHADAP NIAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING 

M. Tajudinnur 1) , Fazriansyah 2) , Ricky Ferdian 3) , Iskandar 4) , dan Ilham 5) 1,2,3,4,5Manajemen, Universitas Kutai Kartanegara 1,2,3,4,5Jl. Gunung Kombeng, Tenggarong, 75512 E-mail: muhammadtajudinnur78@gmail.com1) , fazriansyah606@gmail.com2) , rickyky406@gmail.com3) iskandar@unikarta.ac.id4) ilham@unikarta.ac.id5) 

ABSTRAK

Banyaknya produk skincare baru yang beredar di Indonesia, dikarenakan tersedianya peluang untuk mendapatkan market share pada sektor bisnis kosmetik di Indonesia salah satunya adalah MS Glow. MS Glow belakangan ini banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia, salah satunya di kota Tenggarong. MS Glow juga banyak menawarkan berbagai pilihan produk kosmetik dengan berbagai variasi harga. Tujuan penelitian ini untuk menguji dan menganalisis produk kosmetik MS. Glow di Tenggarong yang terdiri atas variabel harga, kualitas produk, pemasaran digital, niat beli ulang, dan kepuasan konsumen sebagai variabel intervening. Responden pada penelitian ini ditujukan pada konsumen produk kosmetik MS Glow di Tenggarong yang berjumlah 347 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dan alat analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan software Smart PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga, kualitas produk, dan pemasaran digital berpengaruh terhadap kepuasan konsumen MS Glow. Variabel harga, kualitas produk dan kepuasan konsumen berpengaruh secara lansung terhadap niat beli ulang konsumen, namun variabel pemasaran digital tidak berpengaruh terhadap niat beli ulang konsumen MS Glow. Secara rinci, penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel kepuasan konsumen tidak berperan sebagai variabel intervening. Artinya kepuasan konsumen pada produk ini tidak mampu menjadi variabel intervening harga, kualitas produk, serta pemasaran digital terhadap niat beli ulang konsumen MS Glow. Kata Kunci: Harga, Kualitas Produk, Pemasaran Digital, Kepuasan Konsumen, Niat Beli Ulang.

1. PENDAHULUAN

Salah satu produk yang sedang ramai saat ini adalah produk dari kosmetik, berbagai iklan ditayangkan untuk memberikan informasi produk yang mereka unggulkan. Kebutuhan wanita untuk tampil cantik seperti yang diinginkan menciptakan potensi pasar yang sangat besar. Dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan dalam berbagai kesempatan wanita tidak akan luput dari produsen kosmetik dari kecantikan dan perawaan tubuh. Terdapat beberapa macam kosmetik yang saat ini diminati oleh konsumen, bahkan di Indonesia sudah banyak tercatat beberapa kosmetik yang terkenal. Kosmetik yang dipasarkan menggunakan bahan-bahan yang ringan dan aman di kulit. Merek yang sedang populer di kalangan remaja saat ini adalah MS GLOW, Wardah, Emina, YOU, Sariayu, Makeover, Oriflame, Maybelline, Pixy dan masih banyak lagi lainnya. Perusahaan dapat meningkatkan kualitas bagi pemakai kosmetik dilihat dari segi kualitasnya dan berbagai alat kosmetik dengan demikian konsumen dapat menentukan pilihannya. Konsumen saat menentukan keputusan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya harga, kualitas produk, kepuasan dan pemasaran digital yang selanjutnya akan berimplikasi pada niat beli ulang. Niat beli ulang adalah suatu kegiatan seorang pelanggan saat melakukan pembelian pertama kali dan mempunyai sikap positif, sehingga akan mengalami pembelian secara berulang pada masa mendatang. Kepuasan konsumen sangat penting bagi suatu bisnis kosmetik, mereka akan loyal kepada produk tersebut dan selalu kembali untuk melakukan pembelian ulang. Perilaku konsumen adalah perilaku yang erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan pembelian, apabila suatu produk atau merek dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen maka konsumen tersebut akan melakukan pembelian ulang terhadap produk atau merek tersebut. Ketika melakukan pembelian ulang konsumen mendapatkan informasi tentang keinginan mereka untuk membuat keputusan akhir, apakah akan membeli atau tidak. Persaingan yang makin ketat dalam dunia bisnis membuat setiap perusahaan harus memperhatikan faktorfaktor yang menunjukkan niat beli ulang konsumen, karena untuk memenangkan pasar diperlukan model acuan strategi dengan melalui pengetahuan yang lebih baik tentang perilaku pembelian dan pembelian ulang konsumen. Upaya ini diharapkan dapat mencapai sasaran pemasaran berupa peningkatan porsi pasar (market share). Niat beli ulang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti promosi penjualan, variasi produk, kualitas pelayanan, kualitas produk, harga bahkan digital marketing (Choi dan Kim, 2013)

(Raga dkk, 2021); (Handayani dan Hidayat, 2022); (Permatasari dkk, 2022), (Kartika Sari, 2016) ;(Peburiyanti dan Sabran, 2020) (Ramadhania, 2022). Produsen harus mampu menjaga konsumen/pelanggan memiliki niat beli ulang secara berkelanjutan, sehingga produsen dituntut untuk mampu memuaskan konsumen sebagai variabel pemoderasi. Berbagai faktor yang menunjukkan kepuasan konsumen harus dimaksimalkan karena faktor-faktor tersebut memiliki dampak terhadap niat beli ulang seperti experiential marketing (Octaviana dan Nugrahaningsih, 2018), kualitas produk, harga, kualitas pelayanan (Mulyapradana dkk, 2020), (Puspitasari, 2016) (Ramadhan dan Santosa, 2017); (Putu dkk, 2018); (Aji, 2019); (Setiawan dan Safitri, 2019); (Wicaksana, 2021). Harga adalah elemen bauran pemasaran yang sangat penting karena dapat menghasilkan pendapatan melalui penjualan. Dengan menetapkan harga dalam suatu perusahaan maka akan mendapatkan keuntungan dari harga suatu produk yang dipasarkan (Tjiptono dkk, 2012). Harga yang ditetapkan merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan bagi organisasi. Berdasarkan hasil wawancara responden, harga yang ditawarkan perusahaan MS Glow terjangkau dan terjamin kualitas produknya. Kualitas merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk. Makin baik kualitas suatu produk, maka akan meningkatkan niat beli ulang konsumen. Kualitas produk selalu meningkat seiring dengan banyaknya permintaan konsumen dan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen untuk membeli produk tersebut secara berulang kali. Kosmetik MS Glow dengan label halal sebagai jaminan kualitas akan meningkatkan rasa percaya diri serta keamanan penggunanya. MS Glow mempromosikan diri bahwa kandungan kosmetik terbuat dari bahan-bahan yang aman dan halal. Kosmetik MS Glow memiliki berbagai variasi produk yaitu MS Glow Whitening Body Lotion, MS Glow Easy Bright Serum, MS Glow Clay Mask, MS Glow Toner Glow, MS Glow whitening Night Cream, MS Glow Beauty Drink, MS Glow Eye Cream dan sebagainya. MS Glow memasarkan produknya melalui iklan di sosial media atau juga dikenal dengan pemasaran digital untuk mempermudah jangkauan konsumennya mengetahui produk yang ingin ditawarkan. Pemasaran Digital atau juga biasanya disebut sebagai pemasaran internet atau pemasaran daring diasosiasikan dengan pemasaran langsung karena perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan pemasaran digital dapat memperpendek supply chain atau rantai pasoknya, dan tentunya dapat mengurangi biaya operasionalnya. Melalui pemasaran digital pemilik usaha mempromosikan produk barang atau jasa dari perusahaan mereka menggunakan jaringan internet atau melalui media digital. Adapun jenis dari digital marketing dari segi promosi meliputi website, search engine optimization (SEO), periklanan berbasis klik pencarian berbayar, pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis, hubungan masyarakat (daring pr), jejaring sosial (social network) atau media sosial, dan e-mail marketing. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen merupakan bagian dari konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Berdasarkan produk yang diperolehnya, konsumen memiliki kecenderungan untuk membangun nilai-nilai tertentu. Nilai tersebut akan memberikan dampak bagi konsumen untuk melakukan perbandingan terhadap kompetitor dari produk atau jasa yang pernah dirasakannya. Kepuasan konsumen dapat didefinisikan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Kepuasan konsumen dipandang sebagai konsep multidimensi yang melibatkan biaya, kemudahan sarana, aspek teknis dan interpersonal serta hasil akhir. Kepuasan ini terjadi sebagai hasil berpengaruhnya keterampilan, pengetahuan, perilaku, sikap dan penyedia sarana. Tingkat kepuasan juga sangat subjektif di mana satu konsumen dengan konsumen lain akan berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti umur, pekerjaan, pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, kedudukan sosial, tingkat ekonomi, budaya, sikap mental dan kepribadian. MS Glow merupakan produk skin care dan kosmetik yang telah mendapatkan sertifikat BPOM juga sertifikat Halal dari pemerintah Indonesia, yang merupakan standar untuk produk yang diedarkan secara resmi dan aman untuk para konsumen. MS Glow belakangan ini banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia, salah satunya di kota Tenggarong. MS Glow juga banyak menawarkan pilihan produk kosmetik dengan berbagai variasi harga dan memiliki total 31 produk. Reseller produk MS Glow di Tenggarong ini berdiri mulai 15 Januari 2020 dan memiliki agen di kota Samarinda. Hasil penjualan produk MS Glow pada tahun 2021 menunjukkan penurunan, pada bulan Januari hingga bulan Mei 2021 terjadi 400 transaksi, namun sejak Juni hingga Desember mengalami penurunan yang cukup drastis, menjadi 131 transaksi pada bulan November. Hal ini menunjukkan adanya persoalan niat beli ulang, yang berarti bahwa produsen MS Glow harus memaksimalkan faktor-faktor yang menunjukkan niat beli ulang, dan kepuasan konsumen sebagai variabel pemoderasi. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang harga, kualitas produk dan pemasaran digital yang dilakukan pihak agen reseller MS Glow di Tenggarong terhadap niat beli ulang konsumen dengan kepuasan konsumen. 

2. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah harga, kualitas produk dan pemasaran digital yang ada pada MS. Glow Tenggarong. Pada penelitian ini menggunakan analisis structural equation modeling dengan menggunakan Smart-PLS untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas produk dan pemasaran digital yang ada pada MS.Glow Tenggarong terhadap niat beli ulang konsumen serta kepuasan konsumen sebagai variabel intervening antara variabel. 

3. BAHAN DAN METODE

Beberapa pustaka yang terkait dengan penelitian ini serta metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 3.1 Niat Beli Ulang Loven and Elyawati (2016) menjelaskan bahwa niat beli ulang adalah keputusan niat terencana seseorang untuk melakukan pembelian kembali atas jasa tertentu, dengan mempertimbangkan situasi yang terjadi dan tingkat kesukaan. Niat Beli Ulang didefinisikan “ the degree to which customers are willing to purchase from the same daring retailer in future”. atau niat pembelian ulang merupakan suatu niat melakukan pembelian kembali terhadap produk atau pelayanan dari bisnis yang sama, yang menjadi bahan pertimbangan kedepannya. 3.2 Kepuasan Konsumen Kepuasan pelanggan adalah seberapa jauh kinerja dari produk dalam memenuhi kebutuhan yang diberikan kepada konsumen sesuai dengan ekspektasi yang dimiliki pelanggan. Makin tinggi tingkat kepuasan yang dimiliki pelanggan akan meningkatkan loyalitas pelanggan. Kepuasan konsumen memberikan dorongan pada hasrat konsumen untuk mengulang pembelian. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Suandana dkk, 2016) mendukung pernyataan hasil bahwa kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap niat beli ulang dan juga signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat kepuasan konsumen akan berpengaruh terhadap kenaikan Niat Beli Ulang. 3.3 Harga Menurut Kotler dan Amstrong dalam (Mahemba, 2019) Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atas jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan bagi organisasi. Harga diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan sebuah produk. (Palma dkk, 2016)menyatakan bahwa harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. Pelanggan yang puas bisa menjadi pelanggan yang loyal. Pelanggan yang loyal dapat ditunjukkan dengan melakukan pembelian ulang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Harga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yang kemudian dapat menunjukkan Niat pembelian ulang konsumen. 

3.4 Kualitas Produk Kualitas Produk adalah suatu kondisi fisik, sifat, dan fungsi produk, baik itu produk barang atau produk layanan jasa, berdasarkan tingkat mutu yang disesuaikan dengan durabilitas, reliabilitas, serta mudahnya penggunaan, kesesuaian, perbaikan serta komponen lainnya yang dibuat untuk memenuhi kepuasan dan juga kebutuhan pelanggan. Kualitas Produk yang ditampilkan harus mempunyai nilai lebih dan dapat bersaing. Berawal dari kualitas produk yang baik, maka kepercayaan konsumen akan terbentuk dengan sendirinya, sebab konsumen percaya bahwa kualitas yang diberikan sesuai dengan yang ditawarkan. Dalam hal ini diharapkan konsumen menumbuhkan rasa percaya terhadap produk setelah mengetahui Kualitas Produk, karena pembeli i cenderung mempertimbangkan kualitas, variasi produk jenis dan suasana toko yang menyenangkan sebagai faktor penting saat memilih produk. Teori ini makin diperkuat oleh hasil penelitian terdahulu (Palma dkk, 2016) yang mengatakan bahwa Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap pembelian ulang secara daring. Produk yang mempunyai kondisi baik yang akan memuaskan konsumen, begitu sebaliknya jika produk dalam kondisi buruk akan menimbulkan ketidakpuasan pada konsumen. Makin tinggi kualitas produk, maka kepuasan konsumen akan tinggi pula. Kualitas produk merupakan bagaimana suatu produk mampu memenuhi harapan konsumen. Hal tersebut akan menunjukkan kepuasan konsumen, di mana akan merasakan kepuasan jika produk yang ditawarkan memiliki kualitas produk yang baik, begitupun sebaliknya. Kualitas produk merupakan tolak ukur dalam menentukan kepuasan konsumen atau tidak. Kualitas produk merupakan bagaimana suatu produk mampu memenuhi harapan konsumen. Dengan demikian Kualitas Produk sangat berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen sehingga bisa menciptakan peluang yang cukup besar terhadap Niat Beli Ulang konsumen. 3.5 Pemasaran Digital Pemasaran Digital adalah suatu aktivitas promosi, baik untuk mempromosikan sebuah brand, produk maupun jasa menggunakan media digital. Trend digital marketing saat ini mulai dikenal di kalangan masyarakat, terutama bagi para pelaku bisnis. Kemudahan serta efektivitas pun menjadi alasan mengapa mereka memilih untuk mulai beralih ke digital. Niat beli ulang merupakan kecenderungan bahwa konsumen akan membeli barang atau jasa di toko yang sama dan membagikan pengalaman 

penggunanya kepada teman dan kerabat. Jadi Pemasaran Digital memiliki pengaruh terhadap Niat Beli Ulang karena bisa memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian kembali. Sesuai perkembangan pemasaran berbasis digital maka keterlibatan yang secara langsung oleh konsumen individu atau komunitas pelanggan yang di targetkan dengan hati-hati untuk memperoleh tanggapan langsung dan membangun hubungan pelanggan yang erat. Pemasaran digital bukan tentang memahami teknologi yang mendasarnya, melainkan tentang memahami orang bagaimana cara mereka mengoperasikan teknologi itu. Pemasaran Digital bersifat multifungsi di mana dapat mempermudah pemasaran baik barang maupun jasa, mempermudah komunikasi antara produsen dan konsumen, dan dengan teknologi E-commerce lebih mudah dalam melakukan pemasaran yang lebih jelas dan transparan. Dengan semua faktor yang telah diuraikan teknologi begitu berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian Pemasaran Digital berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen sehingga bisa menciptakan peluang yang cukup besar terhadap Niat Beli Ulang konsumen. 

3.6 Pengembangan Hipotesis Hipotesis yang diajukan peneliti yaitu : H1 : Makin baik persepsi harga yang ditawarkan maka akan meningkatkan kepuasan konsumen MS Glow H2 : Makin baik kualitas produk maka akan meningkatkan kepuasan konsumen MS Glow H3 : Makin baik pemasaran digital maka akan meningkatkan kepuasan konsumen MS Glow H4 : Makin terjangkaunya harga yang ditawarkan maka akan meningkatkan niat beli ulang konsumen MS Glow H5 : Makin baik kualitas produk maka akan meningkatkan niat beli ulang MS Glow di H6 : Makin baik pemasaran digital maka akan meningkatkan niat beli ulang konsumen MS Glow H7 : Makin tingginya tingkat kepuasan konsumen maka akan meningkatkan niat beli ulang konsumen MS Glow H8 : Makin baik persepsi harga konsumen akan meningkatkan niat beli ulang setelah melalui pengaruh kepuasan konsumen MS Glow H9 : Makin baik kualitas produk akan meningkatkan niat beli ulang setelah melalui pengaruh kepuasan konsumen MS Glow H10 : Makin baik kualitas pemasaran digital akan meningkatkan niat beli ulang setelah melalui pengaruh kepuasan konsumen MS Glow Dalam kerangka pikir yang ditunjukkan oleh Gambar 1 tersebut dapat menjelaskan hubungan harga, kualitas produk dan pemasaran digital terhadap minat beli ulang dengan kepuasan konsumen sebagai variabel intervening pada MS. Glow di Tenggarong Gambar 1. Kerangka Pikir 

3.7 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017). Metode penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan taraf signifikan 5% dan populasi sebesar 2.697 yang bersumber dari jumlah data pembelian konsumen. Melalui penghitungan rumus Slovin didapatkan 347 responden. 

3.8 Model Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan Program Partial Least Square (PLS) untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis akan dianalisis menggunakan software Smart-PLS untuk menguji hubungan antar variabel. 

3.9 Merancang Model Pengukuran (Outer Model) Tahapan PLS dalam menilai fit model dari sebuah penelitian mencakup tahap analisis atau evaluasi terhadap model pengukuran, dan analisis model struktural. Analisis model pengukuran dilakukan dengan melakukan tes validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Terdapat tiga kriteria di dalam menggunakan teknik analisis data dengan Smart-PLS untuk menilai validitas dan reliabilitas (outer model) yaitu convergent validity, discriminant validity, average variance extracted (AVE) dan composite reliability.

3.9.1 Uji Validitas 1. Uji Validitas Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item skor/komponen skor yang dihitung dengan PLS. Ukuran korelasi dikatakan valid jika berkorelasi lebih dari >0.7 dengan konstruk yang diukur. 2. Discriminant Validity atau dengan Average Variance Extracted (AVE) Pengukuran indikator refleksif berdasarkan cross loading dengan variabel latennya. Bilamana nilai cross loading setiap indikator pada variabel bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan cross loading pada variabel laten lainnya maka dikatakan valid. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik 

3.9.2 Mengkontruksi Diagram Jalur Mengkonstruksi diagram jalur yang didapat dari perancangan inner model dan Outer model. Bentuk persamaan struktural untuk PLS dipandang secara umum dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Model Analisis Persamaan Struktural 

3.9.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan tujuan dari penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang dibuat berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga batas ketidakakuratan sebesar (α) = 5% atau 0,05 dan menghasilkan nilai t-tabel untuk hipotesis onetailed atau hipotesis satu ekor sebesar 1,96 sehingga dapat disimpulkan jika nilai t-statistik tidak lebih kecil dari nilai t-tabel (t-statistik >1,96) maka hipotesis yang diajukan diterima. 

4. PEMBAHASAN 

Pembahasan pada penelitian ini akan menjelaskan tentang gambaran responden serta hasil pengujian hipotesis menggunakan SEM PLS. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Tabel 1 menunjukkan beberapa karakteristik dalam penelitian ini yang dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 1. Profil Responden Karakteristik Frekuensi Persentase Jenis Kelamin Laki-Laki 47 13,5 % Perempuan 300 86,5% Usia < 20 Tahun 86 24,8% 21-25 Tahun 146 42,1% 26-30 Tahun 79 22,8% > 30 Tahun 36 10,4% Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 205 59,1% IRT 30 8,6% Wiraswasta 50 14,4% PNS 62 17,9% Pembelian 1 Kali 133 38,3% 2 Kali 214 61,7% Berdasarkan Tabel 1, maka dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, berumur 21-25 tahun, memiliki status sebagai pelajar/mahasiswa dan telah melakukan pembelian sebanyak 2 kali. Sedangkan responden yang menjadi minoritas adalah berjenis kelamin laki-laki, berusia lebih dari 30 tahun, berstatus sebagai ibu rumah tangga, serta hanya melakukan pembelian satu kali. 

4.2 Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis structural equation modeling dengan menggunakan software partial least square (SEM-PLS), untuk mengetahui hubungan secara struktural antara variabel independent harga, kualitas produk, pemasaran digital variabel dependen kepuasan konsumen dan niat beli ulang. 

4.3 Uji Validitas dengan Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antar item/skor component skor yang diestimasi dengan software Smart-PLS. Ukuran untuk indikator reflektif individu dikatakan tinggi jika nilai cross loading ≥ 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai cross loading berkisar antara 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup memadai (Ghozali : 2008) . Hasil model penelitian ini dapat digambarkan seperti tampak Gambar 3. Gambar 3. Output Diagram Algoritma PLS Tabel 5 menunjukkan nilai outher loading di mana indikator X1.6. X2.1. X2.3. (Angka yang dicetak merah) harus dikeluarkan dari model karena memiliki nilai crossloadings kurang dari 0,70.

Tabel 5. Outher Loading Harga Kualitas Produk Pemasaran Digital Kepuasan Konsumen Niat Beli Ulang Effect Moderasi Effect Moderasi Effect Moderasi (X1) = (Y1) 1.779 (X2) = (Y1) 1.905 (X2) = (Y1) 1.450 X1.1 0.840 X1.2. 0.794 X1.3. 0.767 X1.4. 0.819 X1.5. 0.804 X1.6. 0.657 X2.1. 0.555 X2.2. 0.801 X2.3. 0.676 X2.4. 0.703 X2.5. 0.770 X2.6. 0.756 X2.7. 0.793 X2.8. 0.806 X3.1. 0.731 X3.2. 0.757 X3.3. 0.785 X3.4. 0.820 Y1.1. 0.915 Y1.2. 0.838 Y1.3. 0.917 Y2.1. 0.885 Y2.2. 0.804 Y2.3. 0.858 Y2.4. 0.717 Setelah dieliminasi hasil outher loading ditunjukkan oleh Tabel 6 Tabel 6. Outher Loading (Sesudah Di Eliminasi) Harga Kualitas Produk Pemasaran Digital Kepuasan Konsumen Niat Beli Ulang Effect Moderasi Effect Moderasi Effect Moderasi (X1) = (Y1) 1.787 (X2) = (Y1) 1.865 (X2) = (Y1) 1.451 X1.1 0.846 X1.2. 0.822 X1.3. 0.756 X1.4. 0.809 X1.5. 0.817 X2.2. 0.815 X2.4. 0.712 X2.5. 0.805 X2.6. 0.767 X2.7. 0.771 X2.8. 0.851 X3.1. 0.732 X3.2. 0.757 X3.3. 0.784 X3.4. 0.820 Y1.1. 0.915 Y1.2. 0.836 Y1.3. 0.918 Y2.1. 0.886 Y2.2. 0.806 Y2.3. 0.857 Y2.4. 0.716

Masing-masing indikator telah memenuhi convergent validity karena semua factor loading berada di atas 0,70. Dapat disimpulkan bahwa model empirik yang ditunjukan pada tabel 2 di atas merupakan model empirik yang disusun dengan indikator yang valid (sesudah indikator X1.6. X2.1. X2.3. telah dikeluarkan) dan signifikan dalam membentuk masing-masing variabel latennya. 

4.4 Uji Validitas dengan Discriminant Validity Indikator refleksif discriminant validity dapat dilihat pada cross-loading antara indikator dengan variabel latennya. Jika korelasi variabel dengan indikator lebih besar daripada ukuran variabel laten lainnya, maka hal itu menunjukkan bahwa variabel laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran blok lainnya (Sarwono dkk, 2015). Tabel 7 menunjukkan hasil output nilai cross-loading pada discriminant validity dari SmartPLS. Hasil dari cross loading bertujuan untuk melihat validitas diskriminan. Nilai loading indikator terhadap konstruknya harus lebih besar dibanding nilai loading indikator dengan konstruk lainnya. Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada konstruk lainnya dengan demikian menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran lebih baik daripada ukuran balok lainnya. Tabel 7. Cross Loading Harga Kualitas Produk Pemasaran Digital Kepuasan Konsumen Niat Beli Ulang Effect Moderasi Effect Moderasi Effect Moderasi (X1) = (Y1) -0,470 -0,501 -0,010 -0,538 -0,499 1.000 0,972 0,383 (X2) = (Y1) -0,480 -0,468 0,001 -0,530 -0,478 0,972 1.000 0,396 (X2) = (Y1) -0,012 0,002 -0,150 -0,068 -0,022 0,383 0,396 1.000 X1.1 0.846 0,568 0,423 0,668 0,621 -0,412 -0,438 -0,090 X1.2. 0.822 0,724 0,536 0,753 0,721 -0,471 -0,476 -0,105 X1.3. 0.756 0,444 0,360 0,573 0,569 -0,324 -0,348 0,044 X1.4. 0.809 0,610 0,443 0,650 0,661 -0,329 -0,318 0,159 X1.5. 0.817 0,582 0,476 0,643 0,625 -0,351 -0,350 -0,041 X2.2. 0,687 0.815 0,496 0,659 0,673 -0,427 -0,407 -0,005 X2.4. 0,496 0.712 0,321 0,551 0,596 -0,364 -0,344 -0,029 X2.5. 0,471 0.805 0,356 0,606 0,611 -0,374 -0,325 -0,024 X2.6. 0,582 0.767 0,424 0,571 0,612 -0,385 -0,371 0,081 X2.7. 0,619 0.771 0,407 0,637 0,609 -0,407 -0,393 0,008 X2.8. 0,586 0.851 0,524 0,688 0,688 -0,407 -0,370 -0,020 X3.1. 0,357 0,405 0.732 0,331 0,357 0,126 0,157 0,042 X3.2. 0,397 0,503 0.757 0,414 0,405 -0,024 0,011 -0,113 X3.3. 0,479 0,358 0.784 0,524 0,460 -0,078 -0,098 -0,221 X3.4. 0,472 0,420 0.820 0,460 0,432 -0,018 -0,018 -0,125 Y1.1. 0,741 0,767 0,499 0.915 0,839 -0,513 -0,501 -0,057 Y1.2. 0,695 0,572 0,470 0.836 0,702 -0,438 -0,442 -0,029 Y1.3. 0,743 0,750 0,547 0.918 0,826 -0,484 -0,471 -0,092 Y2.1. 0,698 0,715 0,470 0,793 0.886 -0,457 -0,430 0,033 Y2.2. 0,590 0,739 0,465 0,695 0.806 -0,398 -0,359 -0,055 Y2.3. 0,671 0,625 0,399 0,733 0.857 -0,374 -0,364 -0,010 Y2.4. 0,634 0,539 0,430 0,686 0.716 -0,403 -0,411 -0.045 4.5 Average Variant Extracted (AVE) Salah satu metode untuk menilai discriminant validity adalah dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik jika akar kuadrat (√𝐴𝑉𝐸) untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk dan konstruk lainnya. Tabel 8 dan Tabel 9 menunjukkan bahwa masingmasing nilai akar AVE konstruk lebih tinggi daripada korelasi antara variabel. Dengan demikian, semua konstruk dalam model yang diestimasi memenuhi kriteria discriminant validity. Uji lainnya adalah menilai validitas dari konstruk dengan melihat nilai AVE, dipersyaratkan model yang baik jika AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,50. Hasil Tabel 8 dan Tabel 9 menunjukkan nilai AVE masing-masing konstruk di atas 0,50.

Tabel 8. Average Variance Extracted (AVE) Variabel AVE Akar Kuadrat AVE Keterangan Harga 0.657 0,811 Valid Kualitas Produk 0.621 0,788 Valid Pemasaran Digital 0.599 0,774 Valid Kepuasan Konsumen 0,793 0,890 Valid Niat Beli Ulang 0,670 0,819 Valid Moderating Effect (X1) 1.000 1,000 Valid Moderating Effect (X2) 1.000 1,000 Valid Moderating Effect (X3) 1.000 1,000 Valid Tabel 9. Correlations Of The Latent Variables Dan Akar AVE Variabel X1 X2 X3 Y1 Y2 Moderating Effect (X1) Moderating Effect (X2) Moderating Effect (X3) Harga (X1) 0,811 Kualitas Produk 0,730 0,788 Pemasaran Digital 0,557 0,539 0,774 Kepuasan Konsumen 0,816 0,788 0,568 0,890 Niat Beli Ulang 0,793 0,803 0,539 0,889 0,819 Moderating Effect (X1) -0,470 -0,501 -0,010 -0,538 -0,499 1,000 Moderating Effect (X2) -0,480 -0,468 0,001 -0,530 -0,478 0,972 1.000 Moderating Effect (X3) -0,012 0,002 -0,150 -0,068 -0,022 0,383 0,396 1.000 4.6 Uji Reliabilitas dengan Composite Reliability Outher model selain diukur dengan nilai convergent validity dan discriminant validity juga dapat dilakukan dengan melihat reliabilitas konstruk atau variabel laten yang diukur dengan nilai composite reliability. Suatu variabel laten dapat dikatakan mempunyai realibilitas yang baik apabila nilai composite reliability lebih besar dari 0,7 dan nilai Cronbach’s alfa lebih besar dari 0,7.Hasil tabel 10 menunjukkan nilai composite reliability dan cronbach's alfa untuk semua konstruk eksogen dan endogen semua reliabel karena di atas 0,70. Tabel 10. Composite Reliability Variabel Cronbach's Alfa Composite Reliability Keterangan Harga 0.869 0.905 Reliabel Kualitas Produk 0.877 0.907 Reliabel Pemasaran Digital 0.778 0.857 Reliabel Kepuasan Konsumen 0,869 0.920 Reliabel Niat Beli Ulang 0,833 0.890 Reliabel Moderating Effect X1 1.000 1.000 Reliabel Moderating Effect X2 1,000 1.000 Reliabel Moderating Effect X3 1,000 1.000 Reliabel 4.7 Uji Multikolinieritass Multikolinieritas adalah keadaan di mana antara dua variabel eksogen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (Sarwono, dkk, 2015). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas pada Smart-PLS dengan melihat nilai colibearity statistics Variance Inflation Factors (VIF). Dalam Smart-PLS nilai Collinearity statistics VIF yaitu jika nilai VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinieritas dan untuk nilai VIF < 3 dianggap lebih baik atau ideal (Noor, 2014). Tabel 11 menunjukkan hasil Output Smart-PLS bahwa dalam model struktural tidak terjadi multikolinieritas, karena hasil di atas menunjukkan hasil VIF < 3.

Tabel 11. Inner VIF Value Variabel X1 X2 X3 Y1 Y2 Moderating Effect (X1) Moderating Effect (X2) Moderating Effect (X3) Harga (X1) 2.329 3.601 Kualitas Produk (X2) 2.266 3.315 Pemasaran Digital (X3) 1.533 4,470 Kepuasan Konsumen (Y1) Niat Beli Ulang (Y2) Moderating Effect (X1) 19.957 Moderating Effect (X2) 20.119 Moderating Effect (X3) 1.654 

4.8 Analisis Variant R-Square Tabel 12 menunjukkan hasil Analisis R-Square yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen berikut ini hasil perhitungan Nilai R-Square dengan menggunakan Smart-PLS : Tabel 12. Nilai R-Square Variabel Endogen R-Square Adjusted RSquare Kepuasan Konsumen 0,750 0,748 Niat Beli Ulang 0,827 0,823 1. Variabel Kepuasan Konsumen (Y1) memiliki nilai RSquare sebesar 0,750 dengan demikian variabel Harga (X1), Kualitas Produk (X2) dan Pemasaran Digital (X3) mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan Konsumen (Y1) sebesar 75,0% sedangkan sisanya (100% - 75,0%) 15% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2. Variabel Niat Beli Ulang (Y2) memiliki Nilai R-Square sebesar 0,827 dengan demikian variabel Harga (X1), Kualitas Produk (X2) dan Pemasaran Digital (X3) memiliki pengaruh terhadap Niat Beli Ulang sebesar 82,7% dan sisanya sebesar (100% - 82,7%) 27,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Hasil nilai R-Square selanjutnya dimasukan ke dalam persamaan Q-Square. Nilai Q-Square memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi R-Square pada analisis regresi, di mana makin tinggi R-Square, maka model dapat dikatakan makin fit dengan data. Q2 = 1 – (1 – R1 2 ) (1 – R2 2 )…(1-RP 2 ) (1) Q2 = 1 – (1 – 0,750) × (1 – 0,827) = 1 – (0,25 × 0,173) = 1 – 0,957 = 0,43 Hasil perhitungan ini diketahui nilai Q-Square sebesar 0,43 artinya besarnya keragaman dari data penelitian dapat dijelaskan oleh model structural yang dikembangkan dalam penelitian ini sebesar 43%. Berdasarkan hasil nilai Q-Square > 0 memberikan bukti bahwa model struktural pada penelitian telah memiliki predictive relevance yang moderat. 

4.9. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara variabel eksogen terhadap variabel endogen dengan melihat koefisien jalur serta dengan membandingkan tstatistik dengan t-tabel >1,96 dengan tingkat signifikansi sebesar 5% = 0,05 dan koefisien beta bernilai positif. Gambar 4 menunjukkan hasil model struktural dari model bootstrapping

Hasil Path Coefficients ditunjukkan pada Tabel 13 sebagai berikut : Tabel 13. Path Coefficients Original Sampel Sampel Mean (M) T-Statistic P-Values Keterangan Harga→Kepuasan Konsuemn 0.484 0.484 12.969 0.000 Sig Harg → Minat Beli Ulang 0.151 0.151 3.237 0.001 Sig Kualitas Produk→Kepuasan Konsumen 0.385 0.382 9.743 0.000 Sig Kualitas Produk→Minat Beli Ulang 0.217 0.218 5.653 0.000 Sig Pemasaran Digital→Kepuasan Konsumen 0.091 0.094 2.319 0.021 Sig Pemasaran Digital→Minat Beli Ulang 0.002 0.004 0.039 0.969 Tdk Sig Kepuasan Konsumen→Minat Beli Ulang 0.592 0.587 9.355 0.000 Sig Moderating Effect (X1)→ (Y2) -0.110 -0.112 1.696 0.090 Tdk Sig Moderating Effect (X2)→ (Y2) 0.103 0.104 1.867 0.062 Tdk Sig Moderating Effect (X3)→ (Y2) 0.013 0.014 0.781 0.435 Tdk Sig Terdapat pengaruh langsung Harga terhadap Kepuasan Konsumen, dengan nilai original sampel sebesar 0.484 dan nilai t-statistik sebesar 12,969 dengan p-value 0,000 sehingga dapat disimpulkan hipotesis pertama diterima. Pengamatan terhadap konsumen yang menggunakan produk MS Glow di Tenggarong untuk harga diukur dengan enam indikator yaitu : keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, harga menunjukkan daya beli konsumen, kesesuaian harga dengan manfaat produk, dan harga dapat menunjukkan konsumen dalam mengambil keputusan. Hasil jawaban responden untuk indikator pertama keterjangkauan harga memiliki nilai paling tinggi dikarenakan harga yang ditetapkan MS Glow pada produknya memang tergolong cukup mahal tetapi masih bisa terjangkau oleh konsumen karena biaya yang mereka keluarkan sesuai dengan apa yang mereka dapatkan pada produk MS Glow. Indikator kedua yang memiliki nilai tinggi yaitu harga menunjukkan daya beli konsumen dikarenakan harga yang terjangkau sehingga menunjukkan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk MS Glow. Hasil ini menunjukkan bahwa makin terjangkau harga maka makin meningkat kepuasan para konsumen MS Glow. Terdapat pengaruh langsung Harga terhadap Niat Beli Ulang, dengan nilai original sampel sebesar 0.151 dan nilai t-statistik sebesar 3,237 dengan p-value 0,001 sehingga dapat disimpulkan hipotesis kedua diterima .

Hal ini menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap harga yang sesuai dengan kualitas produk adalah dengan harga yang lebih murah dari pesaing dan juga MS Glow menawarkan produk yang bervariatif sehingga konsumen bisa memilih produk sesuai dengan kebutuhan mereka untuk melakukan pembelian ulang. Menurut (Palma dan Andjarwati, 2016) harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. Pelanggan yang puas bisa menjadi pelanggan yang loyal yang ditunjukkan dengan melakukan pembelian ulang. Harga produk MS Glow yang terjangkau memberikan stimulus lebih pada benak pelanggan dalam menimbulkan niat beli ulang pada masa yang akan datang. Terdapat pengaruh langsung Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen, dengan nilai original sampel sebesar 0.385 dan nilai t-statistik sebesar 9,743 dengan pvalue 0,000 sehingga dapat disimpulkan hipotesis ketiga diterima. Hasil ini didukung oleh hasil analisis deskripsi variabel kualitas produk yang menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap pernyataan kualitas produk MS Glow memiliki kualitas yang dianggap sesuai dengan kualitas produk yang diinginkan oleh konsumen. Hasil tersebut berarti bahwa konsumen produk MS Glow di Tenggarong sebagai responden merasa sangat puas dengan kualitas produk yang mereka dapatkan pada produk MS Glow. Makin bagus kualitas produk yang diperoleh konsumen/pelanggan melalui delapan indikator yaitu: kinerja, fitur, kesesuaian spesifikasi, ketahanan, keandalan, serviceability, estetika dan kualitas yang dipersepsikan maka akan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk MS Glow. Terdapat pengaruh langsung Kualitas Produk terhadap Niat Beli Ulang, dengan nilai original sampel sebesar 0.217 dan nilai t-statistik sebesar 5,653 dengan p-value 0,000 sehingga dapat disimpulkan hipotesis keempat diterima. Pengamatan terhadap konsumen yang menggunakan produk MS Glow di Tenggarong untuk variabel kualitas produk diukur dengan delapan indikator yaitu : kinerja, fitur, kesesuaian spesifikasi, ketahanan, keandalan, serviceability, estetika dan kualitas yang dipersepsikan. Hasil jawaban responden untuk indikator kualitas yang dipersepsikan memiliki nilai paling tinggi dikarenakan kebanyakan konsumen memang awalnya belum terlalu mengetahui keunggulan produk dari MS Glow, rata-rata konsumen mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, merek dan iklan. Konsumen merasa puas ketika sudah menggunakan produk MS Glow, hal ini membuktikan kualitas dari produk MS Glow memang sangat baik dan juga mampu menciptakan niat beli ulang terhadap konsumennya. Hal tersebut menunjukkan apabila kualitas produk MS Glow meningkat maka makin tinggi niat konsumen untuk membeli atau menggunakan kembali produk MS Glow. Terdapat pengaruh langsung Pemasaran Digital terhadap Kepuasan Konsumen, dengan nilai original sampel sebesar 0.091 dan nilai t-statistik sebesar 2,319 dengan p-value 0,021 sehingga dapat disimpulkan hipotesis kelima diterima. Pengamatan terhadap konsumen yang menggunakan produk MS Glow di Tenggarong untuk pemasaran digital diukur dengan empat indikator yaitu : program insentif, desain situs, interaktif dan transaksi. Hasil jawaban responden untuk indikator transaksi memiliki nilai paling tinggi menunjukkan konsumen sudah yakin terhadap produk MS Glow sehingga tidak ragu untuk melakukan pembelian terhadap produk MS Glow. Indikator selanjutnya yang memiliki nilai tinggi yaitu interaktif dikarenakan dari pihak MS glow mampu membuat kedekatan dengan konsumen melalui sosial media mereka, sehingga konsumen merasa begitu mudah untuk mengetahui produk-produk dari MS Glow. Fahrika dkk (2019) menunjukkan bahwa pemasaran daring berpengaruh signifikan bagi kepuasan pelanggan. Pemasaran digital memudahkan jangkauan penjual ke pelanggan serta menjadi makin cepat dan berlangsung secara dua arah antara penjual dengan konsumen. Kondisi ini menjadi daya tarik bagi konsumen millenial yaitu pelajar/mahasiswa yang cenderung menyenangi sesuatu hal yang praktis. Bagi pelajar atau mahasiswa, pemasaran secara digital menawarkan kemudahan akses dalam memperoleh informasi dari sebuah produk.. Makin baik bentuk pemasaran digital yang ditandai dengan makin luas dan beragamnya jaringan sosial produk MS Glow. Makin mudahnya akses digital menunjukkan makin baiknya interaksi secara daring dengan pelanggan. Peningkatan pada kinerja pemasaran digital akan dapat meningkatkan nilai produk kepada pelanggan, membangun kriteria yang diinginkan pelanggan, dan pada akhirnya menciptakan kepuasan pelanggan di kalangan mahasiswa. Dengan demikian, perusahaan dapat memperkuat aspek pemasaran digital yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang merasa puas cenderung memberikan nilai bagus dan menuliskan komentar yang baik pada produk tersebut. Hal ini dapat berdampak pada munculnya stigma positif sehingga konsumen lain tertarik membeli dan ini dapat memperluas pangsa pasar produk (Wicaksana, 2021). Tidak terdapat pengaruh Pemasaran Digital terhadap Niat Beli Ulang, dengan nilai original sampel sebesar 0.002 dan nilai t-statistik sebesar 0,039 dengan p-value 0,969 sehingga dapat disimpulkan hipotesis keenam ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa pemasaran digital tidak mampu menunjukkan secara langsung Niat Beli Ulang pada konsumen produk MS Glow di Tenggarong.Hasil ini didukung oleh hasil analisis deskripsi pemasaran digital yang menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap pernyataan pemasaran digital produk MS Glow dengan metode pemasaran digital yang dilakukan oleh pihak MS Glow belum mampu menarik perhatian dari konsumen untuk berniat melakukan pembelian ulang. Hal ini mungkin disebabkan kurang inovatifnya metode dalam mempromosikan produk. Di samping itu, tidak semua konsumen memiliki sosial media, sehingga mereka yang tidak memiliki sosial media

cenderung datang langsung ke toko tanpa mencari tahu informasi dan membeli lewat daring yang sudah disediakan dari pihak toko MS Glow di Tenggarong. Terdapat pengaruh langsung Kepuasan Konsumen terhadap Niat Beli Ulang, dengan nilai original sampel sebesar 0.592 dan nilai t-statistik sebesar 9,355 dengan pvalue 0,000 sehingga dapat disimpulkan hipotesis ketujuh diterima. Pengamatan terhadap konsumen yang menggunakan produk MS Glow di Tenggarong untuk kepuasan konsumen berpengaruh terhadap niat beli ulang konsumen yang berarti bahwa makin puas konsumen terhadap suatu produk maka akan makin tinggi niat beli ulang konsumen. Hasil ini didukung oleh hasil analisis deskripsi variabel kepuasan konsumen yang menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap pernyataan bahwa responden merasa puas dengan manfaat yang diperoleh karena sesuai dengan biaya yang dikeluarkan termasuk dalam kategori puas. Indikator pertama yang memiliki nilai tertinggi yaitu harapan pelanggan dikarenakan konsumen merasa sesuai dengan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan apa yang diperoleh pada produk MS Glow. Indikator selanjutnya yang memiliki nilai tinggi yaitu kualitas yang dirasakan dikarenakan manfaat yang mereka peroleh pada produk MS Glow dapat mereka rasakan dengan baik sehingga dari kepuasan tersebut mereka berminat untuk melakukan pembelian kembali pada produk MS Glow di Tenggarong. Harga tidak dapat berpengaruh terhadap Niat Beli Ulang melalui Kepuasan Konsumen dengan nilai original sampel sebesar -0.110 dan nilai t-statistik sebesar 1,696 dengan p-value 0,090 sehingga dapat disimpulkan hipotesis kedelapan ditolak. Hal ini membuktikan bahwa harga tidak mampu memberikan pengaruh terhadap niat beli ulang melalui kepuasan konsumen. Timbulnya persepsi harga dari konsumen MS Glow bukan merupakan aspek yang memberikan dampak positif bagi niat beli ulang setelah adanya tingkat kepuasan konsumen, sehingga kepuasan konsumen tidak mampu menjadi intervening antara harga dengan niat beli ulang pada produk MS Glow. Kualitas Produk tidak dapat berpengaruh terhadap Niat Beli Ulang melalui Kepuasan konsumen dengan nilai original sampel sebesar 0.103 dan nilai t-statistik sebesar 1,867 dengan p-value 0,062 sehingga dapat disimpulkan hipotesis kesembilan ditolak. Hal ini membuktikan bahwa kualitas produk tidak mampu memberikan pengaruh terhadap niat beli ulang melalui kepuasan konsumen. Timbulnya persepsi kualitas produk dari konsumen MS Glow bukan merupakan aspek yang memberikan dampak positif bagi niat beli ulang setelah adanya tingkat kepuasan konsumen, sehingga kepuasan konsumen tidak mampu menjadi variabel intervening antara kualitas produk dengan niat beli ulang pada produk MS Glow. Pemasaran Digital tidak dapat berpengaruh terhadap Niat Beli Ulang dengan nilai original sample sebesar 0.013 dan nilai t-statistik sebesar 0,781 dengan p-value 0,435 sehingga dapat disimpulkan hipotesis kesepuluh ditolak. Hal ini membuktikan bahwa kepuasan konsumen tidak mampu meningkatkan hubungan langsung antara Pemasaran Digital terhadap Niat Beli Ulang. Hal ini membuktikan bahwa pemasaran digital tidak mampu memberikan pengaruh terhadap niat beli ulang melalui kepuasan konsumen. Timbulnya persepsi pemasaran digital dari konsumen MS Glow bukan merupakan aspek yang memberikan dampak positif bagi niat beli ulang setelah adanya tingkat kepuasan konsumen, sehingga kepuasan konsumen tidak mampu menjadi variabel intervening antara pemasaran digital dengan niat beli ulang pada produk MS Glow. 

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh sebagian besar hipotesis yang diajukan pada penelitian ini diterima. Hal ini disimpulkan bahwa variabel yang diuji memiliki pengaruh positif dan signifikan. Secara umum harga, kualitas produk dan pemasaran digital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Terdapat pengaruh positif dan signifikan harga, kualitas produk, pemasaran digital dan kepuasan konsumen terhadap niat beli ulang. Hasil penelitian ini variabel kepuasan konsumen tidak berperan sebagai variabel intervening. Artinya kepuasan konsumen pada produk ini tidak bisa memoderasi harga, kualitas produk, serta pemasaran digital terhadap niat beli ulang. 

6. SARAN 

Penelitian ini ditekankan pada pengaruh harga, kualitas produk dan pemasaran digital terhadap minat beli ulang serta kepuasan konsumen sebagai pemoderasi yang ada pada MS. Glow di Tenggarong. Saran untuk penelitian lanjutan hendaknya menambahkan variabel lain seperti kualitas pelayanan, intellectual capital, dan persepsi konsumen dalam menilai pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen dan niat beli ulang. 

7. DAFTAR PUSTAKA

Aji, I. (2019) ‘Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Niat Beli Ulang Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pelanggan Teh Rtd Merek Teh Gelas Fengan Kemasan Botol Di Indomaret Kecamatan Gubeng)’, Jurnal Ilmu Manajemen , 7(2), Pp. 281–290. Available At: Https://Jurnalmahasiswa.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Jim/ Article/View/25797 (Accessed: 22 November 2022). Choi, E.J. And Kim, S.-H. (2013) ‘The Studi Of The Impact Of Perceived Quality And Value Of Social Enterprises On Customer Satisfaction And RePurchase Intention’, International Journal Of Smart Home, 7(1). Available At: Https://Gvpress.Com/Journals/Ijsh/Vol7_No1/22.Pdf (Accessed: 22 November 2022). Fahrika, A., Rachma, N. dan Slamet, A.R. (2019) ‘Pengaruh Daring Marketing Dan E-Service Quality Terhadap Loyalitas Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Pada Daring Shop Joyism

Malang’, E-Jurnal Riset Manajemen , 8(4), Pp. 52–63. Available At: Www.Fe.Unisma.Ac.Id. Handayani, L.S. dan Hidayat, R. (2022) ‘Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Digital Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan Produk Ms Glow Beauty’, Jurnal Ikraith_Ekonomika , 2(Juli), Pp. 135– 145. Available At: Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.37817/IkraithEkonomika.V5i2. Kartika Sari, R. (2016) ‘Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Serta Kualitas Produk Terhadap Minat Pembelian Ulang Dan Kepuasan Pelanggan Daring Shopping Pada Mahasiswa Universitas Abdurachman Saleh Situbondo’, Bisma Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 10(2), Pp. 115–126. Available At: Https://Jurnal.Unej.Ac.Id/Index.Php/Bisma/Article/V iew/5987 (Accessed: 22 November 2022). Loven, M. dan Elyawati, J. (2016) Pengaruh Teknik ETicketing Terhadap Kepuasan Dan Dampaknya Terhadap Niat Pembelian Ulang Dan Wom. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Available At: Http://EJournal.Uajy.Ac.Id/11782/1/Jurnal%20ilmiah%20em 19183.Pdf (Accessed: 10 December 2022). Mahemba, U. (2019) Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Mediasi. Studi Pada Mahasiswa Pengguna Smartphone Xiaomi Di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Available At: Https://Repository.Usd.Ac.Id/33855/2/152214080_F ull.Pdf (Accessed: 10 December 2022). Mulyapradana, A., Anjarini, A.D. dan Harnoto, H. (2020) ‘Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Pt. Tempo Cabang Tegal’, Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 3(1), Pp. 26–38. Available At: Https://Doi.Org/10.36778/Jesya.V3i1.115. Noor, J. (2014) Analisis Data Penelitian Ekonomi Dan Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia Widya Sarana. Octaviana, R. dan Nugrahaningsih, H. (2018) ‘Pengaruh Experiential Marketing Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Membeli Ulang Melalui Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Pt Meratus Line Jakarta)’, Jurnal Media Manajemen Jasa, 6(2), Pp. 57–72. Available At: Http://Journal.Uta45jakarta.Ac.Id/Index.Php/Mmj/Ar ticle/View/1406 (Accessed: 22 November 2022). Palma, M. And Andjarwati, A. (2016) ‘Pengaruh Kualitas Produk, Kemudahan, Dan Harga Terhadap Niat Beli Ulang Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pelanggan Produk Fashion Melalui Toko Daring Di Surabaya)’, Jurnal Riset Ekonomi Dan Manajemen, 16(1), Pp. 84–104. Available At: File:///C:/Users/Hp%20pavilion%20x360/Di sampings/37-51-1-Pb.Pdf (Accessed: 10 December 2022). Peburiyanti, D. And Sabran (2020) ‘Pengaruh Promosi Penjualan, Variasi Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang Pada Butik Kanabini Di Tenggarong’, Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 20, Pp. 29–39. Available At: Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.53640/Jemi.V20i 1.771. Permatasari, E. Dkk (2022) ‘Faktor-Faktor Yang Menunjukkan Pembelian Ulang: Promosi, Harga Dan Produk (Literature Review Perilaku Konsumen)’, Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 3(5). Available At: Https://Doi.Org/10.31933/Jimt.V3i5. Putu, I.A., Savitri, D. dan Wardana, I.M. (2018) ‘Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Persepsi Harga Terhadap Kepuasan Dan Niat Beli Ulang’, 7(10), Pp. 5748–5782. Available At: Https://Doi.Org/10.24843/Ejmunud.2018.V7.I10.P19 Raga, H. Dkk (2021) ‘Pengaruh Digital Marketing, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Minat Beli Pada Produk Kuliner Tegal Dadong’, Values, 2(2), Pp. 512– 520. Available At: Https://EJournal.Unmas.Ac.Id/Index.Php/Value/Article/Di samping/2716/2100/6212 (Accessed: 21 November 2022). Ramadhan, A.G. dan Santosa, S.B. (2017) Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Ulang Pada Sepatu Nike Running Di Semarang Melalui Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening, Diponegoro Journal Of Management. Available At: Http://EjournalS1.Undip.Ac.Id/Index.Php/Management. Ramadhania, F. (2022) Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Digital Marketing Terhadap Minat Beli Ulang (Survei Pada Konsumen Toko Dyfa Kosmetik Bandung. Skripsi. Universitas Pasundan. Available At: Http://Repository.Unpas.Ac.Id/59983/ (Accessed: 21 November 2022). Sarwono, J., Narimawati, U. dan Prabawati, A. (2015) Membuat Skripsi, Tesis Dan Disertasi Dengan Partial Least Square Sem (Pls Sem). Setiawan, W. dan Safitri, K. (2019) ‘Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Minat Beli Ulang Beras Batang Gadis Di Agen S.Riyadi Melalui Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Intervening’, Jurnal Stiemb, 3(3), P. 223237. Available At: Https://Doi.Org/Doi:10.31955/Mea.Vol3.Iss3.Pp223- 231. Suandana, N., Rahyuda, K. dan Yasa, N. (2016) ‘Pengaruh Pengalaman Membeli Produk Fashion Terhadap Niat Membeli Kembali Melalui Kepuasan Dan Kepercayaan Pelanggan’, Jurnal Manajemen,Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan , Pp. 86–97. Available At: File:///C:/Users/Hp%20pavilion%20x360/Di

sampings/21493-1-41764-1-10-20160630.Pdf (Accessed: 10 December 2022). Sugiyono (2017) Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi Dan R&D. Edisi Ke-3. Bandung: Cv Alfabeta. Tjiptono, F., Gregorius, C. dan Dadi Adriana (2012) Pemasaran Strategik. Kedua. Yogyakarta: Penerbit Andi. Wicaksana, I. (2021) ‘Pengaruh Pemasaran Digital Dan Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pelanggan Usia Muda (The Effect Of Digital Marketing And Product Quality On Loyalty Through Satisfaction Of Young Customer)’, Jurnal Manajemen Kewirausahaan, 18(01), Pp. 1–10. Available At: Https://Doi.Org/10.33370/Jmk.V17i2.507. 

UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada pihak – pihak yang sudah berkontribusi pada penelitian ini terutama Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara yang sudah memberikan dukungan kepada peneliti baik dukungan moral maupun material

0 Komentar untuk "PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN PEMASARAN DIGITAL TERHADAP NIAT BELI ULANG DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING"

Back To Top